Perhatikanhadist di bawah ini : " Bahwa kondisi hati mengendalikan kita, jelas sekali dalilnya. Ketahuilah bahwa di dalam tubuh ini terdapat segumpal darah.Apabila segumpal darah tersebut baik, maka baik pula seluruh anggotanya. Dan apabila segumpal darah itu buruk, maka buruk pula seluruh anggota tubuhnya.
Hadisttentang Qada dan Qadar: 40 hari menjadi segumpal darah, 40 hari menjadi segumpal daging, kemudian Allah mengutus malaikat untuk meniupkan ruh didalamnya dan menuliskan empat ketentuan
Hendaklah kalian mengulangi kembali (hadits-hadits tersebut), karena hadits itu menggerakkan (menjelaskan) hadits (lain) ". HR. Darimi
Ingatlahsegumpal daging itu adalah hati (jantung). " (HR. Bukhari dan Muslim) [HR. Bukhari no. 2051 dan Muslim no. 1599] Faedah Hadits Pertama: Ada tiga hukum yang disebutkan dalam hadits di atas, yaitu (1) halal, (2) haram, dan (3) syubhat.
Ketahuilah bahwa di dalam tubuh ini terdapat segumpal darah. Apabila segumpal darah itu baik, maka baik pula seluruh anggota tubuhnya. Dan apabila segumpal darah itu buruk, maka buruk pula seluruh anggota tubuhnya. Segumpal darah yang aku maksudkan adalah JANTUNG (bukan HATI)" -- Hadis Riwayat Al-Bukhari --
TVOcL. Connection timed out Error code 522 2023-06-15 004932 UTC What happened? The initial connection between Cloudflare's network and the origin web server timed out. As a result, the web page can not be displayed. What can I do? If you're a visitor of this website Please try again in a few minutes. If you're the owner of this website Contact your hosting provider letting them know your web server is not completing requests. An Error 522 means that the request was able to connect to your web server, but that the request didn't finish. The most likely cause is that something on your server is hogging resources. Additional troubleshooting information here. Cloudflare Ray ID 7d76cf92288cb7af • Your IP • Performance & security by Cloudflare
Oleh Hermansyah DALAM sebuah hadits yang diriwayatkan Imam Bukhari dan Muslim, dari Abdullah bin Nu’man ra, Rasulullah SAW bersabda “Ketahuilah bahwa dalam jasad itu terdapat segumpal darah, yang apabila ia baik maka baik pula seluruh jasadnya. Dan apabila ia rusak, maka rusak pula seluruh jasadnya. Ketahuilah bahwa gumpal darah itu adalah hati. HR. Bukhari Muslim. Dalam lain, Rasulullah SAW bersabda Dari Abu Hurairah ia berkata Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda “Sesungguhnya Allah tidak melihat bentuk rupa kalian dan tidak juga harta benda kalian, tetapi Dia melihat hati dan perbuatan kalian”. HR. Muslim. Dari hadits di atas kita dapat memahami bahwa hati ternyata laksana komandan pasukan atau nakhoda sebuah samudera. Dimana segala perintah dan arah tujuan dari pasukan atau bahtera tersebut sangat ditentukan oleh sang jenderal atau nakhoda. Jika jenderal atau nakhodanya memiliki niat dan tujuan yang baik, insya Allah akan membawa pasukannya menuju kejayaan dan sampai kepada pelabuhan yang dituju dengan baik. Sebaliknya, jika ia memiliki tujuan yang jahat, maka pasukan atau kapal tersebut sedang berjalan ke arah yang negatif. Oleh karena itulah sangat penting bagi manusia untuk memiliki hati yang bersih guna menjadikan kehidupan kita benar-benar sedang melaju ke arah yang baik, yaitu keridhaan Allah SWT. Imamal-Ghazali mengungkapkan, “bahwa hati merupakan sesuatu yang paling berharga dalam diri manusia. Karena dengan hatilah, seseorang mampu mengenal Allah, beramal untuk mengharapkan ridha-Nya dan juga guna mendekatkan diri kepada-Nya. Sedangkan jasad pada hakekatnya hanyalah menjadi pelayan dan pengikut hati, sebagaimana seorang pelayan terhadap Sebaliknya hati yang buruk akan membawa manusia kepada kahancuran dan kenistaan. Sebuah perbuatan baik tidak ada ada nilai kebaikannya jika tidak dilandasi oleh hati atau niat yang tulus. Sebagian ulama mengibaratkan hati seperti cermin. Jika tidak dirawat dan dibersihkan, ia mudah kotor dan berdebu. Karena itu, Ibnul Qoyyim Al Jauziyah pernah mengatakan bahwa hati manusia terbagi dalam tiga kriteria; Qalbun salim hati yang sehat, qalbun mayyit hati yang mati dan qalbun maridh hati yang sakit. Hati yang sakit qalbun maridh, ia senantiasa dipenuhi penyakit yang bersarang di dalamnya. Di antaranya; Riya’, hasrat ingin dipuji, hasad, dengki, ghibah, sombong, dan tamak. Orang yang memiliki qalbun maridh hati yang sakit akan sulit menilai secara jujur apapun yang tampak di depannya, Melihat orang sukses, timbul iri dengki, Mendapat kawan memperoleh karunia rezeki, timbul resah, gelisah, dan ujung-ujungnya menjadi benci. Dihadapkan pada siapapun yang memiliki kelebihan, hatinya akan serta merta menyelidiki bibit-bibit dan kekurangannya. Bila sudah ditemukan hatinya pun akan senang bukan kepalang, Ibarat menemukan barang berharga, ia pun lalu mengumbar dan mengabarkan bibit dan kekurangan orang itu kepada siapa saja, agar kelebihannya menjadi tenggelam. Sungguh malang dan kasihan orang yang kelakuannya seperti ini, hal ini terjadi karena hatinya yang dibiarkan sakit. Orang-orang seperti ini mengabaikan suara hatinya yang baik orang lain yang mengingatkan untuk tidak memperturutkan hawa nafsunya. Suara hati dan peringatan yang diberikan malah menambah sakit hatinya “Dalam hati mereka ada penyakit, lalu ditambah Allah penyakitnya; dan bagi mereka siksa yang pedih, disebabkan mereka berdusta. QS. Al-Baqarah 10 Yang lebih parah adalah hati yang mati qalbun mayyit. Hati ini sepenuhnya di bawah kekuasaan hawa nafsu, sehingga ia terhijab dari mengenal Allah swt. Hari-harinya adalah hari-hari penuh kesombongan terhadap Allah, sama sekali ia tidak mau beribadah kepada-Nya, dia juga tidak mau menjalankan perintah dan apa-apa yang diridhai-Nya. Hati model ini berada dan berjalan bersama hawa nafsu dan keinginan-nya walaupun sebenarnya hal itu dibenci dan dimurkai Allah. Ia sudah tak peduli, apakah Allah ridha kepadanya atau tidak? Sungguh, ia telah berhamba kepada selain Allah. Bila mencintai sesuatu, ia mencintainya karena hawa nafsunya. Begitu pula apabila ia menolak, mencegah, membenci sesuatu juga karena hawa nafsunya. Bahkan perbuatan baik dan ibadahnya sepenuhnya dilakukan karena hawa nafsu. Firman Allah swt “Allah telah mengunci-mati hati dan pendengaran mereka, dan penglihatan mereka ditutup. dan bagi mereka siksa yang amat berat al-Baqarah 7 Orang semacam ini, tindakannya akan melampau. Jika ia berkuasa, ia akan semena-mena terhadap orang yang dikuasainya. Ibadah dan perbuatan baik yang diakukan semata-mata untuk memperoleh kepuasan diri dan sanjungan manusia. * Penulis adalah Dosen IAIN Pontianak Oleh Hermansyah DALAM sebuah hadits yang diriwayatkan Imam Bukhari dan Muslim, dari Abdullah bin Nu’man ra, Rasulullah SAW bersabda “Ketahuilah bahwa dalam jasad itu terdapat segumpal darah, yang apabila ia baik maka baik pula seluruh jasadnya. Dan apabila ia rusak, maka rusak pula seluruh jasadnya. Ketahuilah bahwa gumpal darah itu adalah hati. HR. Bukhari Muslim. Dalam lain, Rasulullah SAW bersabda Dari Abu Hurairah ia berkata Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda “Sesungguhnya Allah tidak melihat bentuk rupa kalian dan tidak juga harta benda kalian, tetapi Dia melihat hati dan perbuatan kalian”. HR. Muslim. Dari hadits di atas kita dapat memahami bahwa hati ternyata laksana komandan pasukan atau nakhoda sebuah samudera. Dimana segala perintah dan arah tujuan dari pasukan atau bahtera tersebut sangat ditentukan oleh sang jenderal atau nakhoda. Jika jenderal atau nakhodanya memiliki niat dan tujuan yang baik, insya Allah akan membawa pasukannya menuju kejayaan dan sampai kepada pelabuhan yang dituju dengan baik. Sebaliknya, jika ia memiliki tujuan yang jahat, maka pasukan atau kapal tersebut sedang berjalan ke arah yang negatif. Oleh karena itulah sangat penting bagi manusia untuk memiliki hati yang bersih guna menjadikan kehidupan kita benar-benar sedang melaju ke arah yang baik, yaitu keridhaan Allah SWT. Imamal-Ghazali mengungkapkan, “bahwa hati merupakan sesuatu yang paling berharga dalam diri manusia. Karena dengan hatilah, seseorang mampu mengenal Allah, beramal untuk mengharapkan ridha-Nya dan juga guna mendekatkan diri kepada-Nya. Sedangkan jasad pada hakekatnya hanyalah menjadi pelayan dan pengikut hati, sebagaimana seorang pelayan terhadap Sebaliknya hati yang buruk akan membawa manusia kepada kahancuran dan kenistaan. Sebuah perbuatan baik tidak ada ada nilai kebaikannya jika tidak dilandasi oleh hati atau niat yang tulus. Sebagian ulama mengibaratkan hati seperti cermin. Jika tidak dirawat dan dibersihkan, ia mudah kotor dan berdebu. Karena itu, Ibnul Qoyyim Al Jauziyah pernah mengatakan bahwa hati manusia terbagi dalam tiga kriteria; Qalbun salim hati yang sehat, qalbun mayyit hati yang mati dan qalbun maridh hati yang sakit. Hati yang sakit qalbun maridh, ia senantiasa dipenuhi penyakit yang bersarang di dalamnya. Di antaranya; Riya’, hasrat ingin dipuji, hasad, dengki, ghibah, sombong, dan tamak. Orang yang memiliki qalbun maridh hati yang sakit akan sulit menilai secara jujur apapun yang tampak di depannya, Melihat orang sukses, timbul iri dengki, Mendapat kawan memperoleh karunia rezeki, timbul resah, gelisah, dan ujung-ujungnya menjadi benci. Dihadapkan pada siapapun yang memiliki kelebihan, hatinya akan serta merta menyelidiki bibit-bibit dan kekurangannya. Bila sudah ditemukan hatinya pun akan senang bukan kepalang, Ibarat menemukan barang berharga, ia pun lalu mengumbar dan mengabarkan bibit dan kekurangan orang itu kepada siapa saja, agar kelebihannya menjadi tenggelam. Sungguh malang dan kasihan orang yang kelakuannya seperti ini, hal ini terjadi karena hatinya yang dibiarkan sakit. Orang-orang seperti ini mengabaikan suara hatinya yang baik orang lain yang mengingatkan untuk tidak memperturutkan hawa nafsunya. Suara hati dan peringatan yang diberikan malah menambah sakit hatinya “Dalam hati mereka ada penyakit, lalu ditambah Allah penyakitnya; dan bagi mereka siksa yang pedih, disebabkan mereka berdusta. QS. Al-Baqarah 10 Yang lebih parah adalah hati yang mati qalbun mayyit. Hati ini sepenuhnya di bawah kekuasaan hawa nafsu, sehingga ia terhijab dari mengenal Allah swt. Hari-harinya adalah hari-hari penuh kesombongan terhadap Allah, sama sekali ia tidak mau beribadah kepada-Nya, dia juga tidak mau menjalankan perintah dan apa-apa yang diridhai-Nya. Hati model ini berada dan berjalan bersama hawa nafsu dan keinginan-nya walaupun sebenarnya hal itu dibenci dan dimurkai Allah. Ia sudah tak peduli, apakah Allah ridha kepadanya atau tidak? Sungguh, ia telah berhamba kepada selain Allah. Bila mencintai sesuatu, ia mencintainya karena hawa nafsunya. Begitu pula apabila ia menolak, mencegah, membenci sesuatu juga karena hawa nafsunya. Bahkan perbuatan baik dan ibadahnya sepenuhnya dilakukan karena hawa nafsu. Firman Allah swt “Allah telah mengunci-mati hati dan pendengaran mereka, dan penglihatan mereka ditutup. dan bagi mereka siksa yang amat berat al-Baqarah 7 Orang semacam ini, tindakannya akan melampau. Jika ia berkuasa, ia akan semena-mena terhadap orang yang dikuasainya. Ibadah dan perbuatan baik yang diakukan semata-mata untuk memperoleh kepuasan diri dan sanjungan manusia. * Penulis adalah Dosen IAIN Pontianak
hadits tentang hati segumpal darah